Ptyas korros merupakan nama ilmiah dari ular jali atau yang kerap disebut ular kayu di wilayah Jawa. Ular ini kerap ditemukan di sekitar sawah, ladang, bahkan dapat masuk ke permukiman penduduk selama di lingkungan tersebut terdapat banyak mangsa alaminya, yaitu tikus dan hewan kecil lainnya.
Meski dapat menggigit, ular ini termasuk jenis ular yang tidak berbahaya. Pasalnya, ular yang juga disebut ular jali ini tidak memiliki bisa. Efek gigitannya terhadap manusia juga tidak seberapa.
Selain tidak berbahaya, ular yang berwarna cokelat-oranye, abu-abu, atau perak saat dewasa ini memiliki peran yang sangat penting dalam ekosistem. Pasalnya, ular jenis ini adalah predator tikus serta katak dan binatang kecil lainnya. Dengan kata lain, ular ini bisa sangat membantu petani untuk mengendalikan populasi hama.
Ular ini dapat tumbuh hingga 1,7 meter. Matanya yang besar adalah salah satu ciri khasnya meski ular ini termasuk hewan diurnal yang aktif di siang hari. Ular kayu biasanya tinggal di semak-semak, tetapi terkadang akan naik ke atas pohon untuk berjemur.
Di Indonesia, ular yang dapat bertelur hingga 12 butir dalam sekali musim bertelur ini memiliki tampilan yang berbeda ketika masih kecil, yaitu memiliki corak putih di bagian atas tubuhnya. Ular ini dapat ditemukan di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.