Banten merupakan salah satu provinsi yang baru terbentuk pada tahun 2000 setelah melepaskan diri dari wilayah Provinsi Jawa Barat. Besarnya potensi kekayaan alam dan kebudayaan membuat Banten memilih untuk berdiri sebagai povinsi sendiri agar bisa lebih maju dan mandiri. Salah satu kekayaan budaya yang terus dipelihara dan dilestarikan hingga sekarang adalah baju adat kedaerahan. Hadirnya berbagai suku yang mendiami wilayah Banten menyebabkan banyaknya baju adat kedaerahan yang perlu dilestarikan. Terdapat setidaknya 3 baju adat yang berasal dari suku asli Banten yaitu baju adat suku Baduy dalam, baju adat suku Baduy luar, dan baju adat suku Baduy modern.
Baju adat suku Baduy dalam terdiri dari busana dan ikat kepala berwarna putih untuk pria yang menunjukan keseucian dan busana berwarna biru tua untuk wanita. Baju adat tersebut dibuat secara manual oleh tangan masyarakat suku Baduy dalam dengan memanfaatkan bahan-bahan dari alam. Begitu juga untuk baju adat suku Baduy luar yang menggunakan busana berwarna hitam dengan ikat kepala motif batik berwarna dasar biru. Hanya saja bahan dan proses pembuatan busana sedikit lebih modern berkat keterbukaan masyarakat Baduy luar terhadap dunia luar. Sedangkan untuk baju adat Baduy modern sendiri jauh berwarna karena berasal dari perpaduan antara baju adat Jawa maupun Sunda dengan segala pernak-pernik sebagai hiasanya.