Skip to content

Stasiun Sudimara

Stasiun Sudimara merupakan stasiun kereta api yang cukup terkenal. Sebab, di tempat inilah awal mula terjadinya Tragedi Bintaro yang merupakan kecelakaan kereta api terburuk dalam sejarah transportasi modern di Indonesia. Berlokasi di Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, stasiun ini menjadi perlintasan rute kereta api jalur hijau (jalur Rangkasbitung).

Jalur kereta api yang melintasi Sudimara dibangun oleh Burgerlijke Open bare Werken (BOW – kini Kementerian PU). Dalam proyek ini, lintas BOW meliputi Batavia Zuid-Duri dengan percabangan menuju Tangerang dan Duri-Tanah Abang-Sudimara-Rangkasbitung-Merak-Anyer Kidul. Peresmian halte ini, bersamaan dengan pembukaan lintas Tanah Abang-Rangkasbitung pada tahun 1899.

Stasiun Sudimara dibuka untuk warga setempat yang berdagang hasil kebun ke Batavia dan Tanah Abang. Pada tahun 1954, Direksi Djawatan Kereta Api menaikkan status halte ini menjadi stasiun kelas IV. Awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur dengan jalur 1 sebagai sepur lurus. Namun, 20 tahun setelah Tragedi Bintaro, tepatnya pada Juli 2007, proyek jalur ganda Stasiun Sudimara diresmikan.

Proyek ini membuat tata letak stasiun sedikit berubah dengan jalur 1 untuk sepur lurus arah hilir (Serpong), sedangkan jalur 2 digunakan untuk sepur lurus arah hulu (Tanah Abang). Peronnya pun ditinggikan. Pada tahun 2017, Stasiun Sudimara sudah memiliki underpass untuk penumpang menyebrang rel. Namun, bangunan lama yang merupakan Staatspoorwegen tetap dipertahankan.